Tapi tidak dengan perawat makam Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak yang bernama Dede ini. Menurutnya di tempat
pemakaman ini dia bisa bekerja dan menghasilkan uang hanya dengan merawat
makam.
Pria berusia 24 tahun ini sudah 2
tahun bekerja sebagai perawat makam di tempat pemakaman ini. “Kerjaannya ya
lumayan, paling menggunting sama menyiram tanaman saja. Yang agak susah itu
mencetak kuburan atau membentuk kuburannya itu prosesnya gak gampang.” ujarnya.
Sebelumnya Dede bekerja sebagai
perawat makam ini, Dede pernah bekerja menjadi Cleaning Service di salah satu
perusahaan di Thamrin. Ia bekerja sebagai perawat makam karena kontrak nya
telah habis di perusahaan tersebut. “Ya dulu sempet jadi Cleaning Service di
Thamrin, tapi ya gitu udah abis kontrak. Daripada nganggur mending disini dulu
kerjanya santai.” ungkapnya. Menurutnya bekerja di TPU Karet Bivak itu tidak terikat,
biasanya dari jam delapan pagi hingga menjelang magrib.
Permintaan yang diinginkan ahli
waris berbeda beda, “Tergantung ahli waris, kalau minta dirawatin ya dirawat”
ujarnya. Makam nya mau dibuat seperti apapun tergantung pada ahli warisnya. Di TPU
Karet Bivak ini makam nya tidak sama semua, ada yang menggunakan kayu saja
untuk papan nama, ada yang menggunakan batu nisan, dan juga ada yang
menggunakan keramik di makam nya. Akan tetapi menurutnya nantinya akan di
ratakan semua (diseragamkan) hanya tanah dengan nisan. “Kalau yang ada bangunan
kan makam yang udah lama, tahun tahun ini kayaknya bakalan dibongkar supaya
sama semua” jelasnya.
Mengenai biaya perawatan makam
menurut nya tergantung dari ahli waris. “Kalau biaya sih seikhlasnya,
tergantung dari ahli warisnya mau ngasih berapa” ujarnya.
Hasil pendapatannya dari merawat
makam makam di TPU Karet Bivak ini lumayan menurutnya dibandingkan menjadi
Cleaning Service sebelumnya yang mendapat bulanan dan tidak seberapa. “Biasanya
sih 10 Ribu sampai 25 Ribu perbulannya satu makam dari ahli warisnya.” ungkapnya. Dari
Tempat Pemakaman Umum yang jumlah makamnya kurang lebih 48 ribu makam tersebut.
“Kalau hari biasa gini 5 ahli waris, paling banyak 10 ahli waris datang ziarah." jelasnya.
Hasil pendapatan Pria asal Banten
tersebut bisa meningkat tajam pada saat Ramadhan “Kalau biasa sepi, ramai nya
kalau lagi munggah sama menjelang lebaran.” ungkapnya. “Satu hari paling 200 Ribu kalau
sepi” ujarnya.
Tantangan menjadi perawat makam itu
menurut Dede tidak sulit, “tantangannya gampang gampang aja, yang penting
kerjaan rapi.” “Tapi pekerjaan kayak
gini gabisa dijadiin sandaran hidup, soalnya ga tetap” jelasnya. “Lagian habis
lebaran kayaknya akan cari kerja lagi” ungkapnya.
Pilihannya mencari pekerjaan lain dikarenakan
banyak isu yang beredar bahwa perawat makam akan di tiadakan oleh Gubernur DKI
Jakarta, Basuki Cahaya Purnama atau yang biasa disapa Ahok “Kerja di pemakaman
sekarang banyak aturannya.” ujarnya. Yang nantinya akan diganti dengan Petugas Dinas
semua.
Menurutnya, Ahok kurang
memperhatikan pengurus makam. “Masa pengurus makam yang sudah lama bertahun
tahun merawat makam mau dihilangkan begitu saja? Pastinya perawat makam disini
nggak akan mau lah, pastinya akan protes semua.”ungkapnya.
Perawat di TPU Karet Bivak ini
tidak bisa dibilang sedikit, lebih dari 100 orang perawat makam. Dan mereka
kebanyakan bukan dari orang-orang sekitar, melainkan dari orang yang merantau
ke Jakarta, misalnya dari Banten, Karawang, dan masih banyak lagi.
Bekerja di pemakaman menjadi
perawat makam tidak ada hari libur. Setiap hari bekerja. Dan kalau malam pun ia
bermalam di pos yang tersedia di area pemakaman.
Pada saat malam hari pun Dede
berjaga karena banyak muda mudi yang ditemukan sedang berpacaran. “Kalau malam
ya jaga jaga, suka ada yang mojok di kuburan. Kalau lapor dulu ke petugas
keamanan suka lama.” ujarnya.
Ada suka duka nya Dede bekerja
sebagai perawat makam di TPU Karet Bivak selama dua tahun ini. “Sukanya ya
senang aja kumpul dengan teman teman, disini banyak teman. Kalau dukanya sih ya
panas dan juga tidak ada libur.” ungkapnya.
Dede berharap sebagai perawat makam supaya lebih diperhatikan lagi oleh pemda dan tidak diganti dengan petugas dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar