#header-wrapper { width:900px;height:120px;}

Rabu, 20 April 2016

MENGAIS REZEKI SEBAGAI PERAWAT MAKAM


Apakah yang ada dibenak kalian jika mendengar kata Tempat Pemakaman Umum (TPU)? Kata "angker" dan "seram" adalah kata yang sering terlintas untuk tempat pemakaman umum atau yang biasa disebut kuburan.
Tapi tidak dengan perawat makam Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak yang bernama Dede ini. Menurutnya di tempat pemakaman ini dia bisa bekerja dan menghasilkan uang hanya dengan merawat makam.
Pria berusia 24 tahun ini sudah 2 tahun bekerja sebagai perawat makam di tempat pemakaman ini. “Kerjaannya ya lumayan, paling menggunting sama menyiram tanaman saja. Yang agak susah itu mencetak kuburan atau membentuk kuburannya itu prosesnya gak gampang.” ujarnya.
Sebelumnya Dede bekerja sebagai perawat makam ini, Dede pernah bekerja menjadi Cleaning Service di salah satu perusahaan di Thamrin. Ia bekerja sebagai perawat makam karena kontrak nya telah habis di perusahaan tersebut. “Ya dulu sempet jadi Cleaning Service di Thamrin, tapi ya gitu udah abis kontrak. Daripada nganggur mending disini dulu kerjanya santai.” ungkapnya. Menurutnya bekerja di TPU Karet Bivak itu tidak terikat, biasanya dari jam delapan pagi hingga menjelang magrib.
Permintaan yang diinginkan ahli waris berbeda beda, “Tergantung ahli waris, kalau minta dirawatin ya dirawat” ujarnya. Makam nya mau dibuat seperti apapun tergantung pada ahli warisnya. Di TPU Karet Bivak ini makam nya tidak sama semua, ada yang menggunakan kayu saja untuk papan nama, ada yang menggunakan batu nisan, dan juga ada yang menggunakan keramik di makam nya. Akan tetapi menurutnya nantinya akan di ratakan semua (diseragamkan) hanya tanah dengan nisan. “Kalau yang ada bangunan kan makam yang udah lama, tahun tahun ini kayaknya bakalan dibongkar supaya sama semua” jelasnya.
Mengenai biaya perawatan makam menurut nya tergantung dari ahli waris. “Kalau biaya sih seikhlasnya, tergantung dari ahli warisnya mau ngasih berapa” ujarnya.
Hasil pendapatannya dari merawat makam makam di TPU Karet Bivak ini lumayan menurutnya dibandingkan menjadi Cleaning Service sebelumnya yang mendapat bulanan dan tidak seberapa. “Biasanya sih 10 Ribu sampai 25 Ribu perbulannya satu makam dari ahli warisnya.” ungkapnya. Dari Tempat Pemakaman Umum yang jumlah makamnya kurang lebih 48 ribu makam tersebut. “Kalau hari biasa gini 5 ahli waris, paling banyak 10 ahli waris datang ziarah." jelasnya.
Hasil pendapatan Pria asal Banten tersebut bisa meningkat tajam pada saat Ramadhan “Kalau biasa sepi, ramai nya kalau lagi munggah sama menjelang lebaran.” ungkapnya. “Satu hari paling 200 Ribu kalau sepi” ujarnya.
Tantangan menjadi perawat makam itu menurut Dede tidak sulit, “tantangannya gampang gampang aja, yang penting kerjaan rapi.” “Tapi  pekerjaan kayak gini gabisa dijadiin sandaran hidup, soalnya ga tetap” jelasnya. “Lagian habis lebaran kayaknya akan cari kerja lagi” ungkapnya.
Pilihannya mencari pekerjaan lain dikarenakan banyak isu yang beredar bahwa perawat makam akan di tiadakan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Cahaya Purnama atau yang biasa disapa Ahok “Kerja di pemakaman sekarang banyak aturannya.” ujarnya. Yang nantinya akan diganti dengan Petugas Dinas semua.
Menurutnya, Ahok kurang memperhatikan pengurus makam. “Masa pengurus makam yang sudah lama bertahun tahun merawat makam mau dihilangkan begitu saja? Pastinya perawat makam disini nggak akan mau lah, pastinya akan protes semua.”ungkapnya.
Perawat di TPU Karet Bivak ini tidak bisa dibilang sedikit, lebih dari 100 orang perawat makam. Dan mereka kebanyakan bukan dari orang-orang sekitar, melainkan dari orang yang merantau ke Jakarta, misalnya dari Banten, Karawang, dan masih banyak lagi.
Bekerja di pemakaman menjadi perawat makam tidak ada hari libur. Setiap hari bekerja. Dan kalau malam pun ia bermalam di pos yang tersedia di area pemakaman.
Pada saat malam hari pun Dede berjaga karena banyak muda mudi yang ditemukan sedang berpacaran. “Kalau malam ya jaga jaga, suka ada yang mojok di kuburan. Kalau lapor dulu ke petugas keamanan suka lama.” ujarnya.
Ada suka duka nya Dede bekerja sebagai perawat makam di TPU Karet Bivak selama dua tahun ini. “Sukanya ya senang aja kumpul dengan teman teman, disini banyak teman. Kalau dukanya sih ya panas dan juga tidak ada libur.” ungkapnya.
Dede berharap sebagai perawat makam supaya lebih diperhatikan lagi oleh pemda dan tidak diganti dengan petugas dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar